21 April 2015

Tanggung Jawab Orang Tua dan Anak
dalam Islam
"Subhanallah.. betapa besar rahmat Allah kepada mahluknya", desah seorang ibu yang baru saja keluar dari ruang bersalin dengan cucuran air mata dan peluh keringat didahinya. Empat puluh minggu sudah ia mengandung si buah hati yang telah dinanti-nantikannya. Pada akhirnya sang buah hati hadir ke dunia dengan seijinNya. Dan tidak terasa, air mata pun menetes ketika pertama kali menyusui sang buah hati di dalam dekapannya. Terbayang dalam ingatannya, betapa besar pengorbanan ibu dan ayahnya yang telah membesarkannya. Rasanya, barulah ia sadar, apa sajakah yang telah ia berikan untuk kedua orang tuanya selama ini dan apa sajakah yang telah ia perbuat terhadap kedua orang tuanya?...Mungkin begitulah perasaan setiap anak yang baru saja merasakan peran barunya sebagai orang tua. Islam sebagai dien yang sempurna mengatur hubungan orang tua-anak ini. Dengan berpedoman kepada Al Qur'an dan As Sunnah, akan disebutkan bagaimana Islam mengatur hubungan ini.
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
1. Berusaha menjaga anak dari gangguan syaitan sebelum dilahirkan
    Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda: "jika salah seorang dari kamu mendatangi istrinya dan berdoa; Bismillah, Allahumma jannibasy syaithona wa jannibisy syaithona ma rozaqtana, lalu keduanya diberikan anak, maka anak tersebut tidak diganggu syaithon"(HR. Bukhari dan Muslim).
2. Mempunyai perhatian terhadap anak ketika masih dalam rahim ibunya
3. Menampakkan kegembiraan ketika anak dilahirkan
    Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS 42:49-50),
     Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah menguburnya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu (QS 16:58-59)
4. Adzan ditelinga anak yang dilahirkan
    Dari Abu Rafi ia berkata: saya melihat Rasulullah SAW adzan di telinga hasan bin Ali, ketika Fathimah melahirkannya"(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
5. Menyuapi anak yang dilahirkan dengan kurma yang dimamah
    Asma binti Abu Bakar ra meriwayatkan bahwa dia mengandung Abdullah bin Zubair di Mekkah, ia berkata: Saya pergi dalam keadaan sempurna kandungan, lalu saya datang ke Madinah dan singgah di Quba, lalu melahirkan di Quba. Kemudian membawanya pada Rasulullah SAW, beliau meletakkannya di pangkuannya. Kemudian minta dibawakan kurma, lalu mengunyah kurma itu dan beliau meludahi mulutnya. Jadi yang masuk pertama kali ke dalam perutnya adalah ludah Rasulullah SAW, kemudian beliau menyuapinya dan mendoakan keberkahan kepadanya"(HR. Bukhari dan Muslim).
6. Memberikan nama yang baik
   "Kalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Maka berilah nama kalian yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Menyembelih aqiqah, mencukur rambut anak
   "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih binatang baginya pada hari ketujuh (dari hari kelahirannya), diberi nama dan dicukur rambutnya" (HR. Samirah)
8. Mengkhitan
    Diriwayatkan di dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra. Ia mengatakan bahwa: Rasulullah SAW bersabda: "Fitrah itu ada lima: Khitanan, mencukur bulu-bulu yang tumbuh disekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak. (Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah amaliyyah untuk mensucikan badan dan menghiasi penampilan, pangkal fitrah badan adalah khitan)
9. Menyusui
    "Para Ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan". (QS 2:233)
10.Memberikan pendidikan dan pengajian
11.Memberikan nafkah
     Dari 'Aisyah bahwa Hindun binti 'uthbah pernah bertanya: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sofyan adalah orang yang kikir. Ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan anakku, sehingga aku mesti mengambil dari padanya tanpa sepengetahuannya".  Maka Rasulullah bersabda: "Ambillah apa yang mencukupi bagimu dan anakmu dengan cara yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim)
12.Menyayangi dan bersikap lemah lembut terhadap anak
     "Barang siapa yang baginya mempunyai tiga anak perempuan, ia menempatkan mereka dengan baik-baik, kasih sayang atas mereka dan memberikan pendidikan atas mereka, wajiblah baginya masuk syurga" (Riwayat Imam Ahmad. Al Bazzar dan At-Thabarani dari sahabat Jabir ra)
13.Memperhatikan keadaannya dan mengarahkannya untuk mendapat pekerjaan yang disukai
14.Melatih bekerja dan menghindarinya dari malas bekerja dan menganggur
15.Menjaga kesuciannya dan menikahkannya di kala ia membutuhkan dan mampu
16.Menyamakan pemberian kepada anak
      "Samakanlah pemberian kepada anak-anakmu! Sekiranya aku dibolehkan melebihkan seorang anak dari yang lain, niscaya aku akan lebihkan pemberian kepada anak perempuan' (HR. Thabrani)
Islam telah memberikan tuntunan bagi ummatnya di dalam menjalankan peran kehidupannya sebagai orang tua ataupun sebagai anak. Begitu sempurnanya ajaran Islam, sehingga seorang anak telah dijaga keselamatannya sebelum menjadi calon bayi dan ketika menjadi janin pun telah diperhatikan, misalnya dengan sering mengajak berbicara atau membacakan Al Qur'an ketika anak masih terbungkus di dalam rahim ibunya. Dan di saat kelahirannya pun,disyariatkan dalam Islam untuk menyambut gembira atas berita kelahiran. Kemudian mengenalkan kalimat Allah pada pertama kalinya dengan mengumandangkan adzan pada telinga kanan dan qomat pada telinga kiri. Lalu memamahkan kurma untuk membersihkan langit-langit mulut sang anak.
Dan pada hari ketujuh, dianjurkan menyembelih aqiqah, mencukur rambut yang kemudian bersedekah seberat timbangan cukuran rambutnya dan memberikan nama yang baik. Yang tidak lain mempunyai hikmah sosial dan kebersihan.
Kemudian para ibu dianjurkan menyusui bayinya sampai umur dua tahun, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan untuk anak laki-laki diwajibkan khitan, yang tak lain adalah untuk kebersihannya.
Anak dibesarkan dengan lemah lembut, dengan kasih sayang, dan diberikan pendidikan, nafkah lahir dan bathin. Terhadap anak perempuan, orang tua berkewajiban menghidupinya sampai ia bersuami. Sedangkan bagi anak laki-laki, begitu memasuki akil baligh, ia berkewajiban menghidupi diri, sesuai dengan yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Dengan demikian untuk anak laki-laki, ia sudah mulai belajar bertanggung jawab. Sedangkan untuk anak perempuan, kesucian dan kemuliaannya akan tetap terjaga, dengan adanya tanggung jawab orang tua kepadanya.
Tanggung jawab anak terhadap orang tua
1. Berbuat baik terhadap orang tua
    "Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah sesuatu kecuali kepadaNya, dan terhadap kedua orang tua harus berlaku baik, pada waktu salah seorang dari mereka atau keduanya sampi berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kau berkata "Cih/ah" kepada keduanya, dan berkatalah kepada keduanya dengan kata-kata yang lunak, lemah lembut dan sopan. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil" (QS 17:23-24)
2. Tidak durhaka kepada orang tua
    Abdullah bin Amru bin Al'Ash ra, dari Rasulullah bersabda: "Dosa-dosa besar ialah: Menyekutukan Allah, dan durhaka pada kedua ayah-ibu dan membunuh manusia dan sumpah palsu" (HR. Bukhari)
3. Berbakti setelah keduanya meninggal
    Abu  Usaid (Malik) bin Rabi'ah Assa'iddy ra berkata: Ketika kami duduk di sisi Rasulullah SAW, mendadak datang seseorang dari bani Salimah dan bertanya: Apakah masih ada jalan untuk berbakti kepada kedua orang tua sesudah meninggal keduanya? Jawab Nabi: Ya, men-sholatkan atasnya, dan membacakan istigfar untuk keduanya, dan melaksanakan wasiatnya, dan menghubungi keluarga yang tidak dapat dihubungi, melainkan karena keduanya, dan menghormati teman-teman keduanya (HR Abu Daud).
Sebagai anak, Allah SWT perintahkan untuk berlaku baik kepada kedua orang tua, dan bila keduanya telah berusia lanjut, kita harus semakin berbuat baik kepadanya, tidak sepatah kata 'ah/cih' pun yang dibolehkan keluar dari mulut kita. Karena termasuk dosa besar apabila kita durhaka kepadanya. "Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa ada seorang lelaki menghadap Rasulullah SAW, untuk menanyakan siapakah orang yang lebih patut diperlakukan dengan baik? Maka jawab Rasulullah SAW: "Ibumu". Ia pun kemudian bertanya lagi: "lalu siapa lagi?"  Maka jawab beliau tetap: "Ibumu". Ia pun bertanya lagi: Lalu siapa lagi? Jawab beliau tetap: "Ibumu". Lalu ia bertanya lagi: "Lalu siapa lagi?". Maka kali ini jawab beliau: "Ayahmu" (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan begitu pula bila keduanya dipanggilNya pun, kita masih berkewajiban berbakti kepadanya yaitu dengan men-sholatkannya. membacakan istighfar, melaksanakan wasiatnya, menghubungi keluarganya dan menghormati teman-teman keduanya.
Allah juga menyuruh kita sebagai anak untuk bersyukur kepadaNya dan kepada Ibu Bapak kita."Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu-Bapaknya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada Ku lah kembalimu" (QS 31:14).

****
Hari ini tepatnya tanggal 22 April 2015, saya jadi teringat sat makan di warung soto lamongan di jl. cemara blitar..,ada tulisan yang menempel di dinding..yah tulisan motivasi yang isinya kira-kira seperti ini ; "Bercita-citalah mencapai langit ke tujuh...,karena seandainya engkau jatuh..,engkau masih akan berada di langit ke enam dan masih juga melihat bintang dan rembulan..".

25 Maret 2015

26 April 2012

"HOLIDAY" / LIBUR SEKOLAH

LIBUR SEKOLAH ?
Masa-masa bulan ini...,adalah masa-masa memasuki libur sekolah. Buat yang pingin mengisi liburan di sekolah..,tidak ada salahnya jika anda yang mempunyai anak yg duduk dibangku SMA atau SMP..,bisa mengikuti kegiatan liburan dengan belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris yang ada di Desa Tulungrejo - Kec. Pare. Banyak sekali pilihan untuk mengikuti kegiatan kursus bahasa inggris, ada yg mingguan..., 2 mingguan maupun 1 bulan. Nah kebetulan...,ditempat kami...menyediakan Tempat Kos untuk Putri. Silahkan jika anda berminat dan pingin tahu informasi lebih detail tentang kos yg ada disana.. bisa menghubungi saya di ; 08155006174. Sebagai info saja...,menjelang liburan ini...biasanya banyak sekali yg mencari kos-kosan...karena saking banyaknya murid/siswa yang mengisi liburan dengan belajar bahasa inggris di Pare. OH ya...,ini tempat kos putri yang bisa anda pilih ;
Nama Kos : "Naya Azka House" Lokasi : MI. Tegalsari RT 10 / RW 16 Dsn. Tegalsari - Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri Contact Person : Bpk. Haris Yuniarsyah :08155006174 atau 085790770405

10 April 2012

LAMA TIDAK MEMPOSTING.....?????

Setelah sekian lama bahkan boleh dikatakan sydah hampir 3 tahun..saya tidak memposting blog tercinta ini. Yah...karena ada sesuatu yang trouble dalam mengelola blog...,mudah-mudahan dalam waktu dekat saya bisa mengupdate foto, cerita, video atau lainnya yang bermanfaat bagi saya sendiri maupun orang lain. Semoga...bisa...dan lebih segar...cerita...,kegiatan..atau aktifitas lain yang akan saya upload di blog ini.



srengat, 11 april 2012

12 Mei 2009

KEMISKINAN DI KAMPUNG WARIA

Suka Duka Kampung Waria

Puluhan rumah kumuh berdiri di pantai itu. “Dihiasi” sampah berserakan. Begitu kotor. Di tempat itu, terekam cerita kehidupan anak manusia—bukan lelaki, bukan pula wanita—yang dicap masyarakat sebagai banci (banyak dicaci) atau bencong.

Setiap malam di pantai tersebut, si bencong mencari “mangsa”. Berdandan seksi ala wanita. Rok mini di atas lutut, wajah dibaluri make-up tebal serupa badut. Tak lupa, olesan gincu merah menantang menghiasi mulutnya. Di kegelapan malam, dalam remang cahaya bulan, si bencong menjajakan diri. Mendatangi lelaki, berharap mau diajak berkencan. “Ayo, Mas. Kencan sama aku. Murah kok. Dijamin sip deh! Kita bisa kencan di bibir pantai, lho.” Begitu rayuan si bencong.

Pagi tiba, si bencong pun berubah penampilan. Meski tetap seperti wanita, tapi dia tak lagi sudi memakai rok mini. Malah berpakaian sopan dan rapi. Memakai kerudung dengan tas kecil diletakkan di punggung, mereka mendatangi toko-toko sepanjang jalan, sambil bersenandung. “Aku tak mau, hidupku dicaci maki. Walau ku banci, tapi punya harga diri..” Begitu kira-kira lirik yang dinyanyikannya.

Kehadiran mereka, layaknya penghibur sejati. Apa yang dikerjakannya, selalu menjadi perhatian, baik orang tua, anak muda, bahkan anak kecil sekalipun. Lihat saja, ketika mereka mengamen di kampung-kampung, banyak orang datang berkerumun untuk melihat gaya joget mereka. Megal megol, sambil senyum genit. Karena, hanya itu modal yang dimilikinya. Mereka tak pernah dihargai. Malah selalu menjadi obyek untuk dicaci. Selalu jadi korban diskriminasi. Hingga pada suatu hari, salah satu diantara mereka dihampiri kematian. Dalam ketidakberdayaan, ia menulis sebuah puisi.

Aku adalah banci. Itu kata orang. Semua orang tahu, aku terlahir dari ibu perempuan dan bapak lelaki. Lalu, kenapa orang memanggilku banci? Aku tak ingin terlahir sebagai banci. Karena, banci tak pernah mendapat tempat di masyarakat. Dihina. Dicaci. Dicibir. Ditertawakan. Disepelekan. Direndahkan. Dipermalukan. Diskriminasi selalu terjadi pada kaumku. Padahal kaumku juga pingin hidup layaknya manusia lain.

Ibuku telah renta. Aku harus membantu hidupnya, karena aku bukan banci kaya. Aku dan ibu hidup dalam kemiskinan. Lihatlah rumahku, bukan gedongan. Hanya gubuk yang cukup untuk melindungi aku dan ibu dari panas dan hujan. Aku dan kaumku juga tak ingin hidup terus melacur setiap malam. Atau bersenandung tanpa henti di pagi hari. Tak adakah tempat bekerja yang layak bagi kaumku?

Wahai orang-orang yang merasa paling tinggi, biarkan kaumku hidup dalam ketenangan. Jangan usik kaumku. Jangan ganggu kaumku. Kami juga ingin hidup bahagia dan mulia.

(Pantai Boom, 17-12-2004 : Ditulis kembali untuk mengenang rasa kebersamaan ketika berada di pantai Boom, bersama teman-teman Faskel P2KP di Kota Tuban. (edit: nina)

07 Mei 2009

KENANGAN DI TUBAN BERSAMA MANG TOTOK


KELUGUAN DAN KEJUJURAN SEORANG OFFICE BOY
(Mang Totok, Teman Sekaligus Guru Bagi Kami……..)


Tuban, 2 tahun yang lalu….

Sosok manusia penuh kesederhanaan, keluguan dan kejujuran tercermin dalam diri seorang pemuda yang bekerja sebagai office boy di STL Tuban, KMW X dulu. Pemuda pendiam ini bernama Totok, ada yang memanggilnya Mas Totok dan ada juga yang lebih senang memanggil beliau Mang Totok. Kini kesederhanaan dan kejujuran yang dimiliki oleh Mang Totok membuat kami ingin menceritakan kembali kenangan paling berkesan saat bersama beliau. Karena apa yang dimiliki oleh beliau adalah sesuatu yang luar biasa.., dan tidak mungkin orang seperti kami melupakan kebaikan dan jasa beliau yang tulus tersebut.

Sedikit cerita tentang Mang Totok….,Mang Totok saat itu berusia sekitar 29 tahun, belum menikah dan hanya menyelesaikan sekolahnya sampai tingkat SMP. Pekerjaan sebagai Office Boy, membuat Mang Totok harus bangun pagi-pagi untuk bersih-bersih kantor seperti menyapu, mengepel, mengisi bak kamar mandi dan membuatkan kopi untuk mereka yang tinggal di kantor. Setelah semua pekerjaan yang dilakukannya selesai, sekitar Pukul 08.00 pagi…,Mang Totok pun kembali pulang ke rumahnya. Sampai dirumah, Mang Totok bukannya menganggur, adik perempuan Mang Totok yang punya anak Balita meminta tolong kepada Mang Totok untuk menjaga anaknya tersebut. Dengan penuh kesabaran Mang Totok menjaga keponakannya itu , sambil menemani si keponakan sekalian Mang Totok bisa juga menjaga warung pracangan milik adiknya.

Pagi hari kira-kira jam 10, Mang Totok kembali bekerja untuk menjaga toko kelontongan milik tetangga yang ada di Pasar. Kira-kira jam 12 siang Mang Totok kembali pulang ke rumah. Memasuki sholat Dzuhur, Mang Totok sudah siap berangkat ke mushollah yang berada di belakang rumahnya. Pulang dari musholla, ada saja yang dikerjakan oleh Mang Totok untuk mengisi waktu luang, entah itu mencuci, bersih-bersih, memberi makan ayam dan pekerjaan lainnya. Sore hari di rumah-pun Mang Totok masih juga melakukan aktifitas, entah itu menjaga warung, menemani si keponakan yang masih kecil, ataupun melayani pembeli ikan hias milik adiknya tersebut.

Menjelang Maghrib…,Mang Totok sudah siap-siap pergi ke Musholla untuk sholat jamaah, pulang dari mushollah Mang Totok harus kembali ke Kantor untuk bersih-bersih lagi. Pekerjaan Mang Totok sebagai Office Boy, mengharuskan beliau untuk tidur di kantor sekaligus menjaga agar kantor selalu dalam keadaaan bersih dan aman. Sikap menghargai orang lain membuat Mang Totok sering mengorbankan dirinya sendiri. Ini terjadi manakala Mang Totok seringkali harus menahan kantuknya dan tidak mau mendahului tidur sebelum orang yang ada di kantor tersebut tidur lebih dulu. Mendekati subuh, disaat semua orang yang ada di kantor tersebut belum bangun, Mang Totok sudah mulai melaksanakan aktifitas bersih-bersih sekaligus menyiapkan kopi bagi mereka yang tinggal di kantor tersebut. Ada ciri khas dari Mang Totok yang membuat kami tidak bisa melupakan beliau, yaitu kegemaran mendengarkan lagu-lagu dari radio mini kesayangannya. Bila mendengarkan lagu-lagu, Mang Totok selalu merapatkan radio mini tersebut ke telinganya. Dan sambil mendengarkan radio, Mang Totok bernyanyi lirih menirukan lagu-lagu yang diputar itu. Itulah ciri khas pada diri Mang Totok yang lugu, dimana kami semua masih mengingat betul kegemaran tersebut.

Mang Totok adalah sosok Office Boy yang lugu. Kesederhanaan, kejujuran, pekerja keras, penuh dedikasi dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya menjadikan kami semua harus belajar kepada beliau. Kami masih ingat betul..,apa yang dilakukan oleh beliau saat salah seorang teman kami memberikan “bingkisan” kepada beliau sebagai rasa simpati. Namun apa yang dilakukan oleh Mang Totok terhadap pemberian bingkisan dari salah seorang teman kami tersebut…? Ternyata Mang Totok, tidak ingin menikmati sendiri hadiah dari teman kami tersebut. Bingkisan dari teman tersebut oleh Mang Totok dibagikan kepada teman-teman kami lainnya, termasuk teman yang memberikan itu juga mendapat bagian. Sifat mau berbagi inilah yang jarang sekali dimiliki oleh orang lain. Mang Totok mengajarkan kepada kami semua untuk tidak serakah dan mau berbagi kepada orang lain.



Ada peristiwa yang mengharukan saat kami mengadakan acara perpisahan bersama UPK menjelang selesainya dampingan kami. Acara perpisahan yang diadakan di pantai Sowan - Tuban itu benar-benar menjadi sebuah kenangan yang membekas dalam hidup ini. Masih teringat betul…, malam itu…,saat acara perenungan, kami semua yang hadir mengambil duduk melingkar menghadap api unggun. Saat itu Pak Joko Mulyono (STL), meminta kepada kami semua tanpa terkecuali untuk bisa mengungkapkan kesan apa saja yang ingin disampaikan. Kami, UPK dan Pak Joko pun mulai menyampaikan kesan yang ada,……(bla…bla..bla..). Dan saat giliran Mang Totok diminta untuk menyampaikan kesannya…,secara menakjubkan Mang Totok yang selama ini dikenal lugu, pendiam dan jarang bicara di depan umum.., membuat kami semua terkesima, kagum sekaligus salut atas apa yang diperbuat oleh beliau malam itu. Mang Totok…,dengan keluguannya berbicara di depan kami semua dan menyampaikan kesan yang membuat ‘salah empat’ dari tim kami hampir menitikkan air mata keharuan. Kami masih ingat apa yang diungkapkan oleh Mang Totok saat itu. Beliau dengan keluguannya mengungkapkan rasa terimakasihnya selama ini kepada teman-teman yang telah banyak membuat dia bisa belajar. Beliau mengakui bahwa banyak kekurangan pada dirinya, dan beliau merasa bersedih ketika nanti tidak bisa berkumpul lagi dengan teman-teman. Dan yang membuat kami terharu adalah…,ketika beliau mengungkapkan dalam keterbataannya kepada kami dalam lsebuah ingkaran api unggun ;

“……………..,saya sangat berterimakasih sekali, karena acara malam ini bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Saya senang sekali…,sebab pada hari ini ulang tahun saya bisa bareng dengan acara perpisahan ini. Dan terus terang…,saya mulai kecil sampai sekarang tidak pernah merayakan ulang tahun …,dan hari ini Alhamdulillah ada acara seperti ini…,terimakasih……”.


Itulah ungkapan kejujuran dari Mang Totok manusia yang berhati mulia…..
Siapa menyangka malam itu beliau mengungkapkan perasaannya dengan begitu lugunya….
Kami semua menjadi terharu….,karena acara malam itu bertepatan dengan ulang tahun beliau…..
Pada kalimat akhir Mang Totok…,maka sayapun langsung mengambil Gitar dan secara spontan bersama teman-teman lainnya menyanyikan lagu untuk beliau:

PANJANG UMURNYA….,PANJANG UMURNYA…
PANJANG UMURNYA SERTA MULIA…
SERTA MULIA……,SERTA MULIA….

HAPPY BIRTHDAY TO YOU…………….
HAPPY BIRTHDAY TO YOU…………….
HAPPY BIRTHDAY…………….HAPPY BIRTHDAY…… HAPPY BIRTHDAY TO YOU…………….

Malam itu juga…,Kami semua memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Mang Totok…,kami merangkul Mang Totok dengan keharuan…,tidak seorangpun yang tidak mengucapkan selamat kepada beliau, semua ikut berbahagia sebahagia hati Mang Totok. Terlihat jelas Mang Totok menitikkan air mata kebahagiaan ...,beliau tidak kuasa menahan keharuan atas perhatian yang diberikan oleh taman-teman kepada beliau. Sekali lagi Mang Totok.., selamat ulang tahun….,semoga bahagia selalu mengiringi hidupmu. Tidak ada seorangpun dari kami yang tidak berbahagia melihat Mang Totok berbahagia. Kami bukanlah apa-apa …,dibandingkan kamu yang telah memiliki segudang kejujuran, ketulusan, keluguan dan kesederhanaan maka kami hanyalah bagian terkecil dari makhluk di bumi ini yang masih mencari apa yang telah kamu miliki itu. Maafkan kami Mang Totok…,jika kami salah menilai kamu. Tapi kami sudah yakin…,bahwa kamu sebenarnya adalah orang yang hebat..,kamu adalah orang yang luar biasa.

Hari ini…,untuk mengenang rasa rindu akan kejujuran, ketulusan, keluguan, kesederhanaan dan pengorbanan yang kamu miliki, maka saya bersama teman-teman lainnya seperti ;

Joko Sarwono (Tuban), Suyitno (Pare_Kediri), M. Sofyan (Kalimantan), Sihabuddin (Aceh) dan Muhimuddin (Tuban). Eks Tim A

Saiun Ngalim (Jombang), IIk Tohara (Sabang-Aceh), Haris Yuniarsyah (Srengat_Blitar), M. Luthfi Baihaqi (Sidoarjo), Agus Setyawan (Tuban) dan Widiono (Tuban). Eks Tim B

Hadi Kaswanto (Jombang), Jamilah (Tulungagung), M. Yasak (Wates-Kediri), Slamet Jatmiko (Pare-Kediri) dan Gangsar Yudhono (Wlingi-Blitar). Eks Tim C

Ivan Chudlori (Malang), Amin Mulyanto (Palembang), Tasyhudi (Montong-Tuban), Pratiwi Siswandhini (Wates-Kediri), Heru (Sidoarjo) dan Habib (Pamekasan-Madura). Eks Tim D

Anis Sutrijono (Tuban), Siti Sugiarti (Surabaya), Eri Sunahar (Grogol-Kediri), Agus Setyabudi (Lumajang) dan Muhailili (Wates-Kediri). Eks Tim E

Joko Mulyono (Eks.STL), Erna dan Arif / Nyong. Eks Staf Kantor

….,seharusnya banyak belajar tentang nilai-nilai dari manusia seperti anda. Dan pada kesempatan ini pula saya memohon maaf kepada Mang Totok apabila selama di Tuban banyak berbuat khilaf dan salah menilai tentang diri anda sebenarnya.

Semoga Mang Totok…..akan terus diberi kebahagiaan dalam menjalani hidup…dan yang terpenting pula semoga Mang Totok dapat secepatnya memperoleh jodoh, membentuk keluarga yang berbahagia sakinah dan penuh kasih sayang. (Amin).